INILAH Jadinya Lampion dari Angpau by Mahasiswa Desain Interior UK Petra

SURABAYA – Sobat desain interior Surabaya pastinya pernah tau Lembaran angpao atau amplop khas masyarakat Tionghoa dengan corak merah dan emas oleh mahasiswa Program Studi Desain Interior UK Petra diubah menjadi lampion. Bagian dari pernak pernik budaya Tionghoa tersebut di deonstrasikan dan dipamerkan bersama Kaligrafi Tionghoa dan simpul Tionghoa.

Acara ini adalah momen pameran pada mata kuliah pilihan Chinese Interior bertajuk Auspicious Decorarations for Chinese Interiors. Pameran ini menampilkan 20 karya kelompok mahasiswa selama satu minggu. Mulai tanggal 18 sampai 25 Mei 2017 di Selasar gedung P lantai 3 kampus UK Petra.

Steffi Alyssandrea Purwanto, mahasiswi Prodi Desain Interior yang tergabung di kelompok 16 mengungkapkan mereka mempelajari teknik lipatan dalam membuat lampion dari angpau. Dari teknik tersebut kemudian kelompoknya membuat pajangan unga yang terbuat dari lipatan angpao.

“Tidak sulit, tapi butuh ketelatenan dan mengulang-ulangnya agar tidak lupa dan cepat selesai. Untuk berinovasi kami juga lihat di youtube,” jelas gadis yang akrab dipanggil Steffy ini disela demo membuat lampion, Kamis (18/5/2017).

Steffi dan sekitar 70 temannya pada awal perkuliahan dibekali dengan materi teori mengenai sejarah dan budaya Tionghoa dengan tujuan supaya mahasiswa dapat memahami konsep pemikiran dan budaya Tionghoa dalam desain.

Kemudian selepas ujian tengah semester, mereka diminta mengaplikasikan pemahaman mereka mengenai sejarah dan budaya Tionghoa dalam wujud desain elemen dekoratif untuk interior . Mulai dari menulis kaligrafi aksara-aksara Tionghoa untuk dekorasi interior yang mengandung makna-makna baik (auspicious).

“Dalam budaya Tionghoa dan membuat paper art dengan bahan dasar kertas angpao serta pembuatan simpul tali yang mengandung makna baik dalam budaya Tionghoa, untuk menghasilkan sebuah karya pernak-pernik interior yang menarik,” jelas dosen pengampu mata Chinese Interior Diana Thamrin.

Mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami sejarah dan teori desain Tionghoa saja, akan tetapi mereka mampu mempraktekkan prinsip desain serta budaya Tionghoa dalam dunia desain interior.

Total yang akan dipamerkan sejumlah 20 karya kaligrafi aksara Tionghoa dan 20 karya pernak-pernik paper art untuk dekorasi interior, mereka mengerjakannya selama berkelompok dengan 3 hingga 4 orang didalamnya. Tugas ini nantinya akan mendapatkan penilaian oleh para dosen dengan memperhatikan kompleksitas karya, kreatifitas dan kerapian.

“Tiap kelompok diminta membuat satu karya kaligrafi dan satu karya pernak-pernik yang mengandung makna baik dalam budaya Tionghoa untuk dekorasi interior,” rinci Diana.

sumber : SURYA.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *